ARTIKEL TERUMBU KARANG
(Rehabilitasi Terumbu Karang dengan cara yang
mudah dan sederhana),
Oleh :
Adi Ilhan Nuari
1017021018
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Makalah : Rehabilitasi Terumbu Karang dengan cara yang
mudah dan sederhana
Nama Mahasiswa : Adi Ilhan
Nuari
No Pokok Mahasiswa : 1017021018
Jurusan :
Biologi
Fakultas :
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
MENYETUJUI
1.
Dosen
Pendanping
Endang
L. Widiastuti, Ph.D.
NIP.196106111986032001
2.
Ketua
Jurusan Biologi FMIPA
Dra.
Nuning Nurcahyani, M.Sc.
NIP. 196603051991032001
KATA
PENGANTAR
Syukur kami panjatkan ke-hadirat ALLAH swt, karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, karyai lmiah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunyaAdapun tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi tugas Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Program Sarjana, pada semester VI, di tahun ajaran 2013, dengan judul Rehabilitasi terumbu karang dengan tehnik mudah dan sederhana.
Dengan membuat makalah inii diharapkan mampu untuk mengenalkan cara yang mudah dan sederhana untuk menjaga serta melesttarikan terumbu karang dengan cara tranplanstasi teumbu karng hal yang kadang belum pernah dikenal maupun didengar oleh masyarakat luas.
Dalam penyelesaian karya ilmiah ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang
masih dalam proses pembelajaran, penulisan karya ilmiah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran yang bersifat positif, guna penulisan karya ilmiah yang lebih baik lagi
di masa yang akan datang.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mempunyai pengetahuan tentang ekosistem terumbu karang sebagai salah satu penyangga kehidupan di laut.
Harapan kami, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberi kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus mempunyai pengetahuan tentang ekosistem terumbu karang sebagai salah satu penyangga kehidupan di laut.
ABSTRAK
Rehabilitasi terumbu karang dengan cara yang mudah dan sederhana
Oleh :
Adi Ilhan Nuari
1017021018
This scientic paper entitled reef
rehabilitation an easy and simple.
Coral reefs are symbiotic mutualism between
coral animal with lime producing algae that produce calcium carbonat (CaCO3)
through secondary metabolism. Coral reefs are unique ecosystems of tropical
water.
There two kind of animals that can form the
building coral reefs of calcium carbonate (hermatypic
corals) and coral animals can not form of kalsium carbonate (ahermatypic corals).
Coral reefs that have an important role as
a protector of the beach, breakwater, protecting the beach from abrasion of sea
water. Spawning, nesting, foraging from a variety of marine life, biodiversity
warehouse, and housing diversity of underwater life.
Various
causes can damage the coral reef ecosystems of human activities such as coral
mining, coral trade, blast fishing on coral reef areas, and tourism activities
as well as damage caused by anchor fishing. While the damage caused by nature
can be subdivided ie physically as hurricanes, climate change, and the tsunami
that accompanied the storm, while the biologically because of animal predators
by starfish Acanthaster plancii. Because
it needs to do the rehabilitation of coral reefs.
In an effort to address the problem of damage to reef ecosystems in their
natural habitat, rehabilitation efforts should be made that can be taken in
several ways, among others:
1. Developing artificial reef (artificial reef),
2. Developing a transplantation technique,
4. Coral translocation, and
5. Biorock
Transplantation is a method of planting and
growth of a coral colony fragmentation method in which the colony is taken from
a certain parent colony.To reduce damage to coral reefs need to be a data
collection and monitoring of coral reefs to maintain diversity while there must
be a community-based management of coral reefs that can be minimized, but the
lack of human resources in the field of diving makes pendatan and monitoring
activities to be inhibited specifically in Lampung .
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
- PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.............................................................................................1
B.
Tujuan..........................................................................................................4
C.
Manfaat........................................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian,
Habitat, dan Tipe terumbu karang............................................5
B.
Biologi
Karang
1. Anatomi dan struktur hewan
karang.......................................................6
2. Proses Memperoleh Makanan.................................................................7
C.
Fakator-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan terumbu karang...........8
1. Cahaya Matahari.....................................................................................8
2.
Suhu........................................................................................................8
3.
Salinitas...................................................................................................9
4. Kekeruhan dan
Sedimentasi....................................................................9
5 Arus (pergerakan air)................................................................................9
6. Subsrat....................................................................................................10
III.
METODE KERJA
A. Cara
kerja...................................................................................................11
a.
Survei
Pendahuluan.............................................................................11
b.
Langkah Kerja.....................................................................................12
c.
Alat dan
Bahan....................................................................................12
d.
Pengambilan
Data................................................................................12
IV.
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan....................................................................................................13
B.
Saran..........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- PENDAHULUAN
- Latar
Belakang
Bagian terbesar dari permukaan bumi,
yakni sebanyak 70% tertutup oleh laut. Dengan luas tersebut, laut memiliki
sumber daya alam yang sangat besar. Begitu banyak sumber daya alam di laut yang
belum diteliti dan dimanfaatkan Salah satunya ekosistem yang banyak diminati
wisatawan baik wisatawan lokal maupun mancanegara adalah terumbu karang.
terumbu karang yang merupakan suatu ekosistem khas laut tropis yang memiliki
fungsi penting bagi kehidupan berbagai jenis makhluk hidup. Secara fisik
terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi karena hamparan
karang dapat meredam energi gelombang yang datang dari laut lepas. Sebagai
fungsi biologi, ekosistem terumbu karang, merupakan penopang bagi kehidupan
berbagai organisme laut antara lain sebagai tempat pemijahan, pembesaran dan
tempat mencari makan.
Sebagai pintu gerbang selatan Sumatera, propinsi Lampung merupakan
wilayah yang strategis dan banyak memiliki potensi wisata alam serta budaya
masyarakat yang menjadi aset wilayah
cukup besar untuk dikembangkan.salah satunya
Ekositem terumbu karang yang ada di perairan teluk lampung merupakan
tempat hidup berbagai jenis organisme laut pada tingkatan invertabrata seperti
moluska, crustacean, dan jenis-jenis hewan bertulang belakang, seperti ikan
karang, penyu, dan mamalia laut. Terumbu karang bisa disamakan sebagai hutan tropis di daratan yang dihuni
oleh ribuan jenis flora dan fauna. Di daerah laut tropis, terumbu karang adalah
pusat keanekaragaman hayati yang dihuni ribuan jenis binatang dan tumbuhan.
Terumbu karang memiliki
peranan yang sangat penting dalam lingkungan kawasan pesisir dan lautan, baik
ditinjau dari segi biologi, ekologi maupun sosio-ekonomi. Terumbu karang
sebagai pelindung pantai, sebagai alat pemecah ombak, melindungi pantai dari
sapuan badai, tempat berpijah, bertelur, mencari makan dari berbagai biota
laut, gudang keanekaragaman hayati dan tempat tinggal beranekaragam kehidupan
bawah air, dan juga sebai pencatat peristiwa atau gejala masa lalu.
Gambar 1. Jenis terumbu karang yang ada di pasir
timbul dekat Pulau Tegal
(Anemon doc)
Komunitas karang sangat
mendukung perekonomian masyarakat misalnya, perikanan teumbu karang, baik
tradisional maupun komersil memberikan sumbangan besar untuk meningkatkan
perikanan masyarakat setempat dan perekonomian nasional, dan juga kegiatan
wisata bahari yang bertumpu pada terumbu karang yang memiliki nilai estetika
tinggi meningkatkan pendapatan daerah dan nasional.
Penilaian kondisi terumbu karang didasarkan atas
persentasi penutupan karang hidup. Saat ini, kondisi terumbu karang di Pulau
Tegal cukup memprihatinkan hal ini disebabkan oleh aktivitas manusia yaitu
dengan menggunakan bom dan putas untuk mendapatkan ikan dan juga limbah
masyarakat seperti sampah anorganik dari penduduk baik yang berada di pulau
maupun dari tidak, hal ini mengakibatkan tutupan terumbu karang hidup hanya
58,52% dengan katagori kurang baik (Maryadi, 2006).
Kerusakan akibat kegiatan manusia
antara lain penambangan karang, perdagangan karang, pengeboman ikan di daerah
terumbu karang, dan kegiatan pariwisata serta kerusakan yang disebabkan oleh
jangkar nelayan. Sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh alam dapat dibagi lagi yaitu secara fisik seperti
adanya angin topan, perubahan iklim, dan tsunami yang disertai dengan badai,
sedangkan secara biologis yaitu karena adanya hewan pemangsa atau predator oleh
bintang laut Acanthaster plancii.
Untuk mengurangi kerusakan terumbu
karang perlu dilakukan suatu pendataan dan monitoring kondisi terumbu karang sedangkan untuk menjaga
keanekaragamannya harus ada suatu pengelolaan yang berbasis masyarakat sehingga
kerusakan terumbu karang dapat diminimalkan, tetapi kurangnya sumber daya
manusia di bidang penyelaman menjadikan kegiatan pendatan dan monitoring
menjadi terhambat khususnya di lampung.
Dalam upaya menanggulangi
masalah kerusakan ekosistem karang di habitat alami dan produksi perikanannya
serta mencari alternatif untuk mengurangi tekanan terhadap pemanfaatan
sumberdayanya, perlu dilakukan upaya rehabilitasi yang dapat ditempuh dengan
beberapa cara, antara lain :
- Mengembangkan
karang buatan (artificial reef),
- Mengembangkan
teknik transplantasi karang,
- Translokasi
karang, dan
- Biorock
Untuk mengatasi masalah tersebut maka
dibutuhkan suatu rehabilitasi terumbu karang yang mudah, sederhana dan dapt
dilakukan oleh siapa saja, transplantasi adalah solusi yang dapat dilakukan oleh
semua pihak saat ini untuk berperan menjaga dan melestarikan Ekosistem terumbu
karang tersebut.
Transplantasi karang adalah suatu
metode penanaman dan penumbuhan suatu koloni karang dengan metode fragmentasi
dimana koloni tersebut diambil dari suatu induk koloni tertentu. Transplantasi
karang bertujuan untuk mempercepat regenerasi dari terumbu karang yang telah
mengalami kerusakan, atau sebagai cara untuk memperbaiki daerah terumbu karang.
Transplantasi karang telah dipelajari dan dikembangkan sebagai suatu teknologi
dalam pengelolaan terumbu karang terutama pada daerah-daerah bernilai ekonomi
tinggi.
Gambar 2. Transpalntasi yang dilakukan
oleh klub selam Anemon di Pulau Tegal. ( Anemon doc )
- Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini
adalah untuk dapat memasyarakatkan cara rehabilitasi terumbu karang dengan
teknik yang mudah,sederhana dan dapat dilakukan oleh semua pihak.
- Manfaat
Diharapkan dengan dibuatnya makalah
ini mampu memberikan informasi kepada masyarakat tentang betapa pentingnya
terumbu karang serta bagaiman cara menjaga dan melestarikan terumbu karang a
ekosistem terumbu karang yang lestari.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian, Habitat, dan Tipe Terumbu Karang
Terumbu merupakan ekosistem yang khas perairan
tropis. Menurut Timotius (2003), terumbu karang merupakan strukitur dasar
lautan yang terdiri dari deposit kalsium karbonat (CaCO3) yang dapat dihasilkan
oleh hewan karang bekerjasama dengan algae penghasil kapur. Sedangkan hewan
karang adalah hewan yang tidak bertulang belakang termasuk ke dalam filum
Coelentrata (hewan berongga) atau Cnidaria.
Satu individu karang disebut polip yang berukuran
kecil. Akifitas biota akan membentuk suatu kerangka atau bangunan dari kalsium
karbonat (CaCO3) sehingga mampu menahan gelombang laut yang kuat (Nybakken,
1992).
Menurut
Suharsono (1996). Hewan karang adalah komponen dari terumbu karang, sedangkan
terumbu karang adalah suatu ekosistem,
termasuk organisme-organisme lain yang hidup di sekitarnya. Ada dua tipe hewan
karang yang dapat membentuk bangunan/terumbu dari kalsium (hermatypic corals) atau disebut juga dengan sebutan reef- building corals dan hewan karang
yang tidak dapat membentuk bangunan/ terumbu dari kalsium (ahematypic corals) atau dikenal juga dengan sebutan non reef-building corals (Nybakken, 1992).
Selanjutnya Nybaken (1992), mengelompokkan terumbu
karang menjadi tiga tipe umum yaitu :
a) Terumbu karang tepi (Fringing reef), umumnya berkembang di sepanjang pantai, terletak di tepi lempengan
benua dan di sekeliling pulau-pulau, mencapai kedalaman tidak lebih dari 40 M.
Terumbu karang ini tumbuh ke atas atau kearah laut. Tipe terumbu karang sperti
ini paling umum ditemukan di indonesia.
b) Terumbu karang tipe penghalang (Barrier reef ) terletak di tepi lempengan benua yang dipisahkan
oleh goba/lagoon yang dalam dengan jarak yang cukup jauh dari daratan. Pada
umumnya ekosistem karang batu dapat tumbuh pada tipe karang penghalang. Pada
dasarnya tipe terumbu karang penghalang tumbuh memenjang menyusuri pantai dan
biasanya berputar-putar seakanmerupakan penghalang bagi pendatng yang datang
dari luar.
c) Terumbu karang cincin (Atol), adalah terumbu karang yang tumbuh melingkari suatu
goba/lagoon dan biasanya terdapat di lepas pantai. Kedalaman goba di dalam atol sekitar 45 meter namun jarang sekali ditemukan sampai 100 meter sperti terumbu karang penghalang. Di prediksi bahwa asal mula
atol berasal dari terumbu karang tepi
pada sebuah gunung berapi yang secara perlahan – lahan tenggelam disebabkan
oleh adanya perubahan tinggi permukaan laut dan terjadi penumpukkan sedimen
karang yang semakin berat.
- Biologi Karang
1.Anatomi dan Struktur Hewan Karang
Hewan karang biasanya hidup dengan cara membentuk
suatu kelompok (koloni), tetapi ada juga yang hidup sendiri (soliter). Satu
koloni dapat mencapai ribuan individu yang berupa polip. Hewan karang atau
polip mirip dengan ubur-ubur. Hewan karang diibaratkan ubur-ubur yang terbalik
dengan banyak tentakel yang menghadap ke atas dam menempel pada substrat berupa
kalsium karbonat (CaCO3). Mulut hewan karang yang sekaligus berfungsi sebagai
anus terletak di bagian atas, dengan adanya tentakel pada sekeliling mulut
berfungsi pada saat menangkap mangsa. Makanan yang masuk akan dicerna oleh filament mesentery (usus) dan sisa
makanan dikeluarkan melalui mulut. Menurut Suharsono (1996), dinding polip
terumbu karang terdiri dari tiga lapisan yaitu :
1. Lapisan Ektoderm
Lapisan
Ektoderm merupakan lapisan
terluar, pada lapisan ini terdapat glandula
yang berisi mucus (kantong lendir), cillia
(rambut halus), dan sel knidoblast yang berisi nematocyst.
2. Lapisan Mesoglea
Lapisan
mesoglea merupakan lapisan tipis seperti jelly dan
terletak di tengah, diantarab lapisan
ektoderm dan lapisan endoderm. Di
dalam lapisan jelly terdapat fibril sedangkan
di luarnya terdapat sel seperti sel otot.
3. Lapisan Endoderm
Merupakan lapisan yang berada paling dalam dan
merupakan tempat algae (Zooxanthellae) yang
bersimbiosis secara mutualisme dengan hewan karang. Simbiosis ini menghasilkan
terumbu yang berasal dari kalsium karbonat (CaCO3).
2. Proses Memperoleh Makanan
Menurut Timotius (2003), hewan karang memilki dua
cara untuk mendapatkan makanan, yaitu dengan cara :
1. Menangkap Zooplankton yang melayang dalam air.
2. Menerima hasil
fotosintesis dari Zooxanthella.
Ada dua mekanisme bagaimana mangsa yang ditangkap
karang dapat mencapai mulut :
1. Mangsa
ditangkap oleh tentakel lau di bawa
kemulut.
2. Mangsa
ditangkap lalu terbawa ke mulut oleh gerakan
siliia di sepanjang tentakel.
3. Faktor – faktor Pertumbuhan Karang
Faktor – faktor lingkungan yang menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup hewan karang antara lain :
a.
Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan faktor paling penting
dalam pertumbuhan terumbu karang, karena cahaya matahari digunakan oleh Zooxanthelallae dalam proses
fotosintesis. Tanpa cahaya yang cukup laju fotosintesis akan terhambat dan
pembentukan kerangka kalsium karbonat atau kalsifikasi dalam terumbu karang
akan terhambat pula. Kalsifikasi dapat terjadi jika terjadinya fotosisntesis
yang menghasilkan karbon, maka kalsifikasi hanya terjadi pada saat produiktif
fotosintesis yaitu siang hari. Penetrasi cahaya tergantung pada kedalaman,
semakin dalam maka semakin berkurang pula itensitas cahaya yang masuk. Itensitas dan kualitas cahaya
yang menembus perairan sangat penting, selain dalam proses fotosintesis tetapi
juga sebaran terumbu karang dalam perairan dan produksi oksigen oleh Zooaxanthellae (Suharsono, 1998).
b. Suhu
Suhu dapat membatasi sebaran terunbu karang secara
geografis. Suhu optimal untuk kehidupan karang antara 25 derajat celcius hingga
28 derajat celcius, dengan pertumbuhan optimal rerata tahuan berkisar 23
derajat celcius hingga 30 derjat celcius. Pada temperatur dibawah 19 derajat
celcius pertumbuhan karang terhambat bahkan dapat mengakibatkan kematian dan
pada suhu diatas 33 derajat celcius menyebabkan pemutihan karang atau bleaching yaitu proses keluarnya Zooaxanthellae keluar dari hewan karang,
sehingga dapat menyebabkan kematian karang (Putranto, 1997).
c. Salinitas
Secara fisiologis salinitas sangat mempengaruhi
kehidupan hewan. Terumbu karang memerlukan salinitas yang relatif tinggi untuk
pertumbuhan. Salinitas optimum bagi kehidupan karang berkisar 27 ppm – 40 ppm
sehingga karang jarang sekali ditemukan di daerah yang bercurah hujan tinggi,
perairan dengan kadar garam tinggi dan muara sungai (Nybakken, 1992). Adanya
deposit air tawar yang cukup banyak dapat menyebabkan kematian hewan karang.
Hal ini disebabkan pebedaan tekanan osmosis pada air tawar dan air laut
(Suharsono, 1998).
d.
Kekeruhan dan Sedimentasi
Kekeruhan perairan dapat menghambat penetrasi
cahaya yang masuk ke peraiaran dan akan mempengaruhi kehidupan karena karang
tidak dapat melakukan fotosintesis dengan baik. Sedangkan sedimentasi mempunyai
pengaruh yang negatif yaitu sedimen yang berat dapat menutup dan menyumbat
bagian struktur organ karang untuk mengambil makanan dan mempengaruhi
pertumbuhan karang secara tidak langsung, karena terumbu karang harus
mengeluarkan energi lebih besar untuk menghalau sedimentasi yang menempel pada
permukaaan polip. Perairan yang memiiki kekeruhan dan sedimentasi yang timggi
cenderung memiliki keanekaragaman dan tutupan karang hidup rendah.
e. Arus (pergerakan air)
Pergerakan air berupa ombak dan arus berperan dalm
pertumbuhan karang, karena membawa oksigen dan bahan makanan serta terhindarnya
karang dari timbunan endapan dan kotoran yang akan menghambat karang dalam
menghambat mangsa. Karang cenderung akan tumbuh baik di daerah yang memilki
ombak dan pola arus yang kuat (Putranto, 1997). Menurut Suharsono (1998),
pertumbuhan karang dalam perairan yang berarus kuat akan lebih baik dari pada
di periaran yang tenang dan terlindungi.
f. Substat
Substat keras sangat tepat untuk larva karang
menempel dan tumbuh. Dengan sifat substat yang keras larva karang mampu
mempertahankan diri dari hempasan ombak dan arus yang kuat (Aldila, 2011).
III. METODE KERJA
A. Cara Kerja
a.
Survei pendahuluan (Manta Tow)
Penentuan tempat peletakan transplantasi karang
dan tempat pengambilan karang yang akan ditempelkan pada substrat transplantasi
dengan metode Manta tow (pengamatan
langsung dari permukaan air dilengkapi dengan alat snorkeling yaitu masker,
snorkel, dan, fins). Dari hasil
survei pendahuluan di permukaan, ditentukan titik peletakan transplantasi
karang dan pengambilan smpel karang yang akan di transpalntasi.
b. Langkah kerja
Setelah ditentukan titik pengambilan dan peletakan
karang yang akan di tranplantasi maka langkah selanjunya adalah,
1. Menempelkan subsrat yang berbentuk lingkaran yang
berdiameter 8 cm yang telah dilubangi bagian tengahnya ke kerangka berbentuk
persegi panjang dengan menggunakan tali tis.
2. Mengambil patahan karang yang akan ditempelklan
pada substrat yang telah dibuat.
3. Patahan karang tadi ditempelkan pada substrat,
penempelan ini dilakukan di dalam air karna hewan karang akan mati jika terkena
sinar matahari langsung dengan waktu yang relatif singkat.
4. Setelah selesai penempelan maka kerangka tersebut
di letakkan pada titik peletakan menggunakan alat SCUBA.
Gambar.3 Peletakan kerangka transpantasi
terumbu karang ( Anemon doc )
c. Alat dan Bahan
Pelaksanaan transplantasi ini menggunakan alat
selam dasar dan SCUBA untuk membantu peletakan kerangka tranplantasi di bawah
air, depth meter untuk mengukur
kedalaman, kerangka tranplantasi tempat menempelnya subtrat dan patahan karang
yang akan ditranplantasi, tali tis digunakan untuk menempelkan substrat ke
kerangka serta menempelkan patahan karang ke substrat, kamera bawah air
untuk dokumentasi, serta alat tulis
bawah air berupa sabak dan pensil untuk mengukur panjangnya karang yang di
tranplantasikan tersebut.
d. Pengambila data
Pengambilan data untuk analisis terumbu karang
dilakukan dengan metode pengamatan (monitoring) setiap bulanya. Panjang terumbu
karang yang tumbuh di ukur setiap bulanya di catatt untuk mengetahui berapa
partambahan panjang pertumbuhan karang tiap bulanya, serta dilakukan
pengambilan gambar dan video dengan kamera bawah air untuk mengetahui gambaran
keseluruhan terumbu karang yang hidu serta dapat mengidentifikasi jenis terumbu
karang karna titik pertumbuhan karang dapat berubah mengikuti lingkunganya.
IV.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Terumbu karang memiliki peranan yang
sangat penting dalam lingkungan, baik ditinjau dari segi biologi, ekologi
maupun sosio-ekonomi.
2. Terumbu karang sebagai pelindung pantai,
sebagai alat pemecah ombak, melindungi pantai dari sapuan badai, tempat
berpijah, bertelur, mencari makan dari berbagai biota laut, gudang
keanekaragaman hayati dan tempat tinggal beranekaragam kehidupan bawah air.
3. Dengan banyaknya faktor yang dapat menyebabakan
kerusakan terumbu karang maka seharusnya dilakukan suatu rehabilitasi terumbu
karang dengan metode yang mudah, sederhana dan dapat dilakukan semua
orang.
4. Transplantasi adalah suatu metode yang mudah dan
sederhana untuk merehabilitasi terumbu karang, menempelkan patahan karang masih
hidup pada substrat dan dilakukan peletakan.
B. Saran
Karena kondisi lingkungan yang
semakin memburuk setiap tahunya dan setiap tahunya pasti banyak terumbu karang
yang mati akibat ulah manusia maupaun gejala alam maka perlu dilakukan kegiatan
rehabilitasi terumbu karang mulai dari kegiatan mahasiswa seperti yang sering
dilakukan oleh Klub Selam Anemon Jurusan Biologi FMIPA serta kegiatan besar
dari Dinas – dinas yang terkait agar dapat dijadikan kegiatan tahunan jika bisa
menjadi kegiatan bulanan serta dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
komunitas terumbu karang.
DAFTAR PUSTAKA
Aldila, A. 2011. Inventarisasi dan kondisi terumbu karang Di
Pulau Rimau Balak, Kandang Balak,
Dan Prajurit Kec. Bakauheni, Lampung Selatan.Lampung: Unila.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut
: Suatu Pendekatan Ekologis. Alih
Bahasa : H. M.. Eidma, Koesbiantoro, D G. Benger, M. Hutomo,
dan S. Sukarjo.Gramedia. Jakarta.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut
: Suatu Pendekatan Ekologis. Alih
Bahasa : H. M.. Eidma, Koesbiantoro et el.Gramedia.
Jakarta.
Putranto, S.
1997. Pengaruh Sedimentasi dan limbah Terproduksi terhadap Komunitas Terumbu
Karang Di Selat Sele, Serong-irian jaya. Institut Pertanian Bogor.
Suharsono. 1987. Pertumbuhan Karang. Oseano Vol IX No.2. Puslitbang
Oseanologi-LIPI. Jakarta.
Suharsono. 1996. Jenis-jenis Karang Yang Umum Dijumpai DI
Perairan Indonesiartumbuhan Karang. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Jakarta.
Suharsono. 1998. Kesadaran masyarakat tentang terumbu karang
(kerusakan di Indonesia). LIPI. Jakarta.
Timotius. 2003. Karakteristik
Terumbu Karang. Makalah trining course. Yayasan Terumbu Karang Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar